0
Home  ›  Tidak Ada Kategori

Jurnalis Korban Kekerasan ini, Curhat di Medsos


Hidup kadang tidak seperti yang kita mau!

Seperti kejadian sore tadi..

awalnya saya keluar rumah sekitar pukul sepuluh, melakukan rutinitas sehari-hari, liputan. Saya menuju Kantor DPRD Sulsel, saya diberikan penugasan dari kantor untuk wawancara komisi E terkait prokontra UMP Sulsel, setelah itu saya bergeser ke bawah Fly over bertemu rekan jurnalis yang sedang liputan disana, ada pengamanan rencana aksi saya juga sempat mengambil beberapa gambar dan wawancara. Sedikit canda dengan teman2 sebelum bergeser ke liputan masing2 memang sudah menjadi ritual ditiap pertemuan, setelah itu kami berpisah.

Mereka bergeser ke Rs Faisal untuk liputan, saya sendiri menuju Jalan wr supratman menyelesaikan penugasan selanjutnya yakni mencari data veteran dalam rangka peringatan 10 November peringatan hari pahlawan

Tujuan saya adalah Kantor Legiun Veteran Makassar, saya sempat Googling.  Om gugel memberi petunjuk untuk menuju ke jalan Wr Supratman No.2, saya lanjut menyusuri jalan Gn bawakaraeng dan seterusnya hingga sampai di WR supratman.

Yang saya dapati kampus Universitas Veteran Republik Indonesia atau Uvri. Dari luar gerbang saya membaca papan2 yang ada di sudut atas gedung yang catnya sudah mulai pudar menandakan usianya sudah tak belia, saya melihat terselip tulisan "Legiun Veteran". Yakinlah saya bahwa ini adalah kantor legiun veteran walaupun tulisan selanjutnya ada kalimat fakultas.

Saya memarkir motor di didepan bahu kanan gedung tersebut, saya masuk menyusuri lobi dan berbelok ke kiri, saya melihat lelaki paruh baya mengenakan batik warna kuning emas, benak saya "kira2 inimi kayaknya salah satu pensiunan veteran" kemudian saya bertanya "Pak betul mi ini kantor legiun veteran" bapaknya menjawab dengan artikulasi yang kurang jelas karena faktor usia "iye betul, kenapa? Ini dri mana?  Saya menjawab saya dri Celebes Tv pak mau wawancara dan minta data veteran.

Bapaknya mempersilahkan saya masuk di dalam ruangan dan memperkenalkan ke yang lainnya bahwa saya dri Celebes Tv. Di dalam ruangan, kira2 ada 7 orang di ruangan tersebut sebagian ada ibu2 mengenakan pakaian putih merah, di dalam ruangan saya melihat barang yang berantakan, berkas berhamburan dilantai namun belum saya tanggapi sampai salah seorang bapak menanyakan tujuan saya datang kesini.

Saya menjelaskan "Bahwa saya dari Celebes Tv saya datang kesini dalam rangka liputan hari pahlawan, saya ingin wawancara ke pihak legiun veteran terkait data veteran di sulsel dan apakah ada usulan pahlawan yang akan dijadikan pahlawan nasional dan sebagainya".

Bapak dan ibu yang ada dalam ruangan tersebut mengatakan maaf dek ketua tidak ada disini, dan ruangan ini Baru2 saja di bobol meja dan sebagian berkas dipindahkan ke belakang sepertinya kita mau dikudeta padahal tempat ini milik legiun veteran.

Sembari bercerita, data yang saya himpun bahwa "Legiun Veteran menduga pihak yayasan yang membobol ruangan tersebut dan telah melapor ke polsekta ujung pandang"

Sebagian orang di dalam ruangan mengatakan "dek klw bisa kita liput ini pembobolan kita ini merasa tidak di anggap, sudah tidak adami pahlawan di anggap" untuk tidak mengecewakan narasumber saya mengiyakan, namun saya tidak pernah berniat untuk memihak.. Saya tau prinsip dasar jurnalis!

Saya inisiatif masih ingin menulis terkait Hari Pahlawan yang fakta dilapangan bahwa kantornya di bobol Oknum tak dikenal.

Sembari saya mengambil gambar dalam ruangan, diluar ruangan tepatnya dilobi, kedua belah pihak antara pihak yayasan kampus dan legiun veteran cekcok adu mulut terkait tidak terimanya atas pembobolan, saya keluar bersama ibu2 yang ada didalam ruangan.

Awalnya saya hanya melihat adegan tersebut, lalu ke tengah lobi karena disisi kiri lobi ada lukisan pahlawan yang sempat saya shot sekali, namun karena makin ribut saya mengambil gambar kedua belah pihak yang mana pihak legiun menanyakan alasan kenapa hingga ruangan di bobol dan dipindahkan isinya.

Saya merekam dua kali dengan durasi masing2 enam detik, lalu lelaki dengan ciri agak tinggi dan besar menghampiri saya, memaki "we kenapa ko ambil gambar" saya sempat memberi tau bahwa saya sedang meliput namun tak dihiraukan, bahu kanan saya di dorong hingga tersungkur ke tembok, lalu lelaki yang satu menarik pergelangan tangan kiri yang masih memegang kamera kurang lebih lima meter sampai saya terjatuh saya diseret sampai kamera saya dirampas. Saya sempat mendengar orang sekitar berteriak "we perempuan itu" namun tak dihiraukan.

Lelaki yang mengambil kamera saya entah kemana, saya mendatangi lelaki yg mendorong dan memaki tersebut saya menanyakan kamera saya, namun masih mempermasalahkan saya mengambil gambar, saya berusaha menjelaskan saya ini jurnalis saya dilindungi undang2 klw bapak tidak mau bapak bisa minta dengan cara yang sopan namun lelaki tersebut maju ingin memukul tetapi dilerai dengan orang sekitar.

Sekitar 15 menit, kamera saya dikuasai saya tidak tau keberadaannya, saya melihat orang yg saya duga civitas kampus dan ada di TKP dari awal, saya meminta kamera saya namun bapak tersebut mengatakan tidak tau namun saya masih mendesak akhirnya bapak itu ke belakang dan kamera saya kembali. Saya mengecek gambar sudah ada beberapa yang di hapus, dan kamera saya dalam keadaan lecet.

Untuk Civitas Kampus yang bersangkutan "Apalah saya ini"? sekuat apa sampai dua bapak terhormat ini menyerang saya.
Saya dengan tinggi 155 dan berat 48 kg, seberbahaya itukah saya? Saya hanya kulih gambar pak, saya tau bicara Baik!

Saya sangat berterima kasih kepada semuanya, terkhusus untuk crew Celebes Tv dan rekan2 wartawan yang mengawal hingga Pelaporan ke polrestabes, terimakasih untuk dukungan teman2 keluarga dan sahabat.

Semoga pelaku segera ditangkap dan diproses lebih lanjut, agar menjadi pembelajaran dan tidak ada lagi kekerasan terhadap insan pers.

#savejurnalis #banggajadijurnalis

Rifkah Azizah Ibrahim, 11 November 2016.



Search
Menu
Theme
Share