0
Home  ›  Crime Story  ›  News  ›  Slider

Tiada Lagi Keceriaan Adi Makayasa


-Murid SDIT Arramah Terseret Pete-pete



Tiada lagi keceriaan Adi Makayasa Saputra,8. Murid kelas 2 SDIT ArrahmahTamalanrea yang sebelumnya ditabrak dan tubuhnya diseret pete-pete di Jalan Perintis Kemerdekaan.


Bocah ini menghembuskan nafas terakhirnya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Selasa subuh, sekira pukul 04.00 Wita.

Sementara itu, ibu Adi Makayasa Saputra, Andi Deasy Fatmawati, juga mengalami luka-luka pada kejadian nahas. Sebelumnya, Deasy mendapatkan penanganan medis di IGD, namun sudah dipindahkan ke ruang perawatan Lontara 2.

Tampak sejumlah rekan Andi Deasy menjenguk di ruang perawatan. Mereka prihatin akan musibah yang menimpa Deasy tersebut.

Kendati diselimuti duka, suami Deasy , Imran, 35,  ditemui di rumah sakit,  tampak tabah. Ia menceritakan, anak tirinya itu (Adi, red) mengalami kritis Selasa dinihari sekira pukul 03.00 Wita. Anaknya itu, sudah tidak merespons dan meninggal dunia sejam kemudian di IGD.

Dia menceritakan, Minggu malam, ia bahkan membawa anaknya itu untuk memangkas rambutnya. Pagi sebelum kejadian nahas menimpa anak dan istrinya itu, ia masih menyempatkan mengantar anaknya itu  ke sekolah.

Tidak ada firasat lain kepergian anak tirinya itu yang merupakan buah pernikahan Deasy dengan suami sebelumnya tersebut. Namun, tidak seperti kebiasaan Adi saat tiba dan turun dari motor selalu melambaikan tangannya dan mengucapkan Daddy (ayah, red) daaaa.

"Saat itu, saya tanya sama anakku (Adi, red) kenapa tidak memakai maskernya. Namun, ia tidak menjawab pertanyaan itu dan tidak seperti biasanya yang selalu melambaikan tangannya dan bilang daddy daaaa. Tetapi saat itu, ia langsung meninggalkan saya," cerita Imran.

Imran mengatakan, sebagai manusia biasa tentu ia marah dengan sopir pete-pete yang menabrak yang mengakhiri hidup anaknya itu, namun ia pun menyerahkan kepada Tuhan akan musibah tersebut. "Saya menyerahkan agar kasus ini diproses sesuai hukum oleh polisi," harapnya.

Terpisah, sopir pete-pete penabrak Adi dan ibunya itu, Nyikko, 25, yang ditemui di Unit Laka Satuan Lalulintas Polrestabes Makassar, menjelaskan, saat itu pete-pete yang dikemudikannya melintas dari arah Utara ke Selatan dengan kecepatan 60 kilometer perjam.

Tba-tiba ia melihat seorang ibu dan anaknya menyeberangi jalan, namun ibu tersebut itu  mundur kembali. "Saya tidak bisa lagi kendalikan dan menabraknya,"jelasnya yang ditemui dengan kondisi wajah lebam.

Kasubnit Penanganan Lakalantas Polrestabes Makassar, Ipda Muh Nasir, menjelaskan, Nyikko ketakutan saat menabrak, sehingga tetap mengemudikan pete-petenya, di mana di bawah pete-pete itu ikut terseret korbannya.


Sebelumnya, Siswa Sekolah Dasar, Adi Makayasa Saputra, diseret mobil angkutan umum di Jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Kilometer 17, Senin, 28 November, sekira pukul 13.10 Wita.

Informasi yang dihimpun, saat itu  Andi Deasy Fatmawati, 36, ibu Adi menjemput anaknya tersebut dari sekolahnya. Saat menyeberang dari depan Kompleks Perumahan Dosen, mobil angkutan umum yang dikemudikan Nyikko, menabrak ibu dan anak tersebut.

Nahas bagi Adi, tubuhnya masuk ke bawah kendaraan dan terseret hingga kurang lebih 200 meter. Sejumlah warga yang melihat kejadian itu, lantas mengejar kendaraan dengan nomor kendaraan DD 1983 DF,  yang dikemudikan Nyikko tersebut. Akhirnya kendaraan itu berhasil disetop di pintu I Kampus Unhas.

Wulan, 25,  saksi mata, menceritakan, saat tubuh Adi terseret, sejumlah pengendara sepeda motor mengejar kendaraan angkutan umum itu dan diberhentikan saat berbelok di pintu I Kampus Unhas. "Saat diambil dari bawah kendaraan, korban mengalami sejumlah luka-luka,"bebernya.

Ibunya sendiri, jelas Wulan, mengalami patah tangan sebelah kanan dan wajahnya lebam. Sedangkan anaknya mengalami
patah di bagian tangan kiri, dan kaki kanan patah, serta luka di bagian wajahnya.

Pengemudi itu sempat dihakimi warga. Beruntung polisi segera tiba mengamankannya.

Kedua korban  pun dievakuasi ke Rumah Sakit Wahidin. Hingga pukul 16.00 Wita, kondisi Adi kritis dan mendapatkan penanganan medis di rumah sakit tersebut. (*)


Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.
Search
Menu
Theme
Share